Dibongkar, Kolusi Kasek SMAN 3

SINGARAJA- Satu per satu penyimpangan dan tindakan berbau kolusi yang diduga dilakoni Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 3 Singaraja Ketut Mudera Kesiman tersingkap. Kemarin giliran Dewa Nyoman Suardana S.Ag, membongkar tindak kolusi di sekolah tersebut. Kemarin Suardana didampingi rekan-rekannya guru yang tergabung dalam Forum Peduli SMAN 3 Singaraja (FP SMANTIARA) antara lain Putu Wijana, Putu Gede Pretipa, Nyoman Kawan, Made Wirata, S.Pd, dan Made Subagia.

Ini membuktikan FP SMANTIARA cukup solid dan makin kuat dalam membongkar dugaan tindak pidana korupsi di SMAN 3 Singaraja. Suardana diperiksa terkait dengan posisinya sebagai ketua Komite Sekolah SMAN 3 Singaraja yang sah. Namun tidak dipakai oleh Kasek Kesiman. Karena dianggap mengetahui seluk beluk pemilihan ketua komite akhirnya Suardana dimintai keterangan seputar keberadaan Komite Sekolah SMAN 3 Singaraja siluman pimpinan Drs.Nyoman Sutabil.

Kepada penyidik, Suardana menceritakan dirinya terpilih secara aklamasi oleh orangtua/wali siswa pada tahun 2003 lalu. Namun Kasek Kesiman justru mengkukuhkan dan melantik Drs Nyoman Sutabil sebagai ketua Komite Sekolah SMAN 3 Singaraja, didampingi Drs.Ketut Juanda sebagai sekretaris I dan Gede Wirata sebagai bedndahara.

"Sedangkan saya ditempatkan di seksi adat dan agama, tetapi tidak pernah difungsikan. Nasib sama juga dialami Ketut Juanda. Walau ditetapkan sebagai sekretaris I komite tapi sampai sekarang tidak pernah difungsikan," beber Suardana kepada penyidik.

Suardana mengungkapkan, pemilihan dirinya sebagai ketua komite SMAN 3 Singaraja seiring dengan ada perubahan BP3 menjadi komite sekolah tahun 2003 lalu. BP3 SMAN 3 Singaraja dulu diketuai Drs Nyoman Sutabil sejak tahun 1999 lalu. "Jadi kasek mengabaikan pemilihan ketua komite yang dilakukan orangtua/wali siswa dan mengkukuhkan dan melantik kembali Ketua BP3 Sutabil," bebernya lagi. Padahal menurut aturan masa jabatan ketua komite dua tahun dan hanya dijabat paling lama dua periode.

Ketika ditanya penyidik soal penyimpangan keuangan sekolah, Suardana mengakui ada penyimpangan keuangan sekolah sesuai hasil kajian FP SMANTIARA. Yaitu penyimpangan keuangan di kursus komputer, kantin, PSB (penerimaan siswa baru) dan tirtayatra. "Seperti dana block grant yang meliputi BOMM, BIS, dan lainnya sangat tertutup bagi warga sekolah. Bahkan dana PSB tidak pernah dipertanggungjawabkan," urainya mengutip hasil kajia FP SMANTIARA.

Uang pembinaan juara II Wiyata Mandala tidak diumumkan serta anggaran latihan pariwisata budaya juga tidak ada pertanggungjawaban.

Kesiman ditanya proses hukum tentang dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukannya, menyatakan kesiapannya untuk menjalani pemeriksaan bila dipanggil polisi nanti. "Saya siap asal yang memeriksa itu yang terkait. Kalau polisi ya siap saja saya dimintai keterangan," ujarnya.

Apa siap dicopot? Kesiman menjawabnya dengan diplomatis. "Saya jadi kepala sekolah karena menjalankan SK jadi kalau saya diganti juga harus dengan SK. Tetapi alasan saya diganti kan harus jelas juga. Toh sebentar lagi saya juga akan pensiun," jawabnya diplomatis.(frs)